Jakarta,koranbabel — Pemerintah mulai khawatirkan arus kas atau cashflow keuangan negara setelah mengetahui realisasi pajak yang di bawah target. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 mencatat target Rp 1.295 triliun, sedangkan realisasinya diperkirakan hanya 85%.
Artinya ada kekurangan sampai dengan Rp 195 triliun dalam penerimaan pajak. Dengan belanja pemerintah yang melonjak di kuartal IV-2015, tentu akan sangat mempengaruhi arus kas alias cashflow.
“Bahwa kita hanya akan tercapai, hitung-hitungan apesnya 85%,” kata Dirjen Pajak, Sigit Priadi Pramudito, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Posisi ini membuat Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Bambang Brodjonegoro was-was. Setiap dua minggu sekali digelar pertemuan untuk memastikan arus kas dapat berjalan normal.
“Setiap 2 minggu Pak Menteri mengadakan rapat ALM (asset liabilities management) untuk melihat cashflow. Jadi bukan melihat lagi penerimaan atau pengeluaran, sudah cashflow yang dilihat,” jelasnya.
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) oleh pemerintah sudah hampir mencapai batas 100% untuk asumsi defisit anggaran 2,23%. Diperkirakan asumsi akan melebar ke posisi 2,6%. Maka dari itu pemerintah akan menerbitkan SBN tambahan sebesar US$ 5 miliar.
“Jangan sampai Desember itu kita kalang kabut, tidak disiapkan. Kalau tidak tercapai kan sulit untuk mencari uang dalam waktu dekat,” kata Sigit.
(detik)
The post Realisasi Pajak di Bawah Target, Pemerintah Deg-degan appeared first on KORAN BABEL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon