Ibrahim : Masyarakat Harus Menjadi Pancasilais


Koba (koranbabel.com) – ‘Pemudanya teler pemimpinnya serakah, bagaimana bisa menuju bonus demografi 2045 hingga memperkuat pertahanan negara?.’

Pertanyaan ini dilontarkan oleh beberapa peserta seminar daerah bertemakan “Peran serta Pemda dalam mendukung kebijakan Pertahanan Negara di daerah Provinsi Babel” di gedung serba guna kecamatan Koba, Selasa (17/11) kemarin, yang diselenggarakan oleh BPBKesbangpol Bateng.

“Bagaimana kita mau menuju bonus demografi 2045, sementara pemuda kita banyak didapati sedang teller (mabuk-mabukan_red),” kata Hartono peserta seminar.

Lanjutnya, berbicara pertahanan negara, pasir di Babel banyak habis tidak tahu larinya kemana. Sementara, di negara Singapura terus melakukan perluasan daratan, indikasinya timbunan pasir tersebut berasal dari Indonesia termasuk Babel.

“Hingga sekarang tidak ada tindakan apapun terhadap penjual pasir-pasir keluar negeri tersebut,” kata pria berbadan tegap yang juga menjabat sebagai Kasi Trantib di pemerintahan kecamatan Koba ini dengan lugas.

Hal serupa diungkapkan oleh Ketua MPC Pemuda Pancasila Bateng, M.Romy. Dia menyayangkan mental pemuda saat ini, “Kamipun menyadari bahwa perhatian terhadap pemuda oleh pemerintah khususnya dibateng sangat minim. Hanya pemuda tertentu saja yang diayomi. Apa yang dikatakan pak Hartono itupun benar, banyak kita jumpai pemuda sering mabuk minuman keras,” kata Romy.

Romy berharap agar muncul pemimpin yang tidak mementingkan kepentingan pribadi dan golongan di Bateng. Ia menginginkan agar hak rakyat dikembalikan ke rakyat, jangan tergadaikan ke pihak swasta bahkan asing.

“Kalau menghadapi pemimpin yang bermental buruk seperti itu, bagaimana caranya. Sebab, kebijakannya telah menghancurkan pertahanan negara secara perlahan melalui sektor perekonomian dan sosial,” katanya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si selaku narasumber seminar, mengungkapkan salah satu penyebab tidak tercapainya bonus demografi, yakni banyaknya pemuda yang bermental lemah karena pengaruh minuman keras hingga obat-obatan terlarang, “Pemuda merupakan asset bangsa. Pemuda juga harus diperhatikan dengan baik oleh pemerintah,” ungkapnya.

Terkait mental pemimpin yang bobrok karena mementingkan diri sendiri dan golongan, Ibrahim menilai hal ini pengaruh daripada politik balas jasa. Artinya, jika seorang calon pemimpin sudah banyak habis uangnya untuk membeli suara, maka diapun berupaya akan mengembalikan uang tersebut dengan berbagai macam cara.

“Makanya jangan pilih pemimpin yang banyak memberikan sesuatu berupa barang, uang dan janji. Nanti, setelah terpilih, dia akan melakukan berbagai upaya melalui kebijakannya untuk mengembalikan uang tersebut,” ungkap Ibrahim.

Untuk menuju pertahanan negara yang kokoh, Ibrahim menegaskan, sebaiknya dimulai dari keluarga, “Kalau kita Pancasilais, maka di keluarga harus memiliki Tuhan, adil, mampu menyatukan keluarga, bijak dan bersosial. Mudah-mudahan, kalau sudah bermental Pancasilais maka kedepan pertahanan negarapun akan semakin kokoh,” pungkasnya. (ron)

The post Ibrahim : Masyarakat Harus Menjadi Pancasilais appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment