Demi Babel Tolak Papua


Pangkalpinang (koranbabel.com) — Tri Vena Lie, atlet Basket Putri asal Provinsi Bangka Belitung (Babel), menjadi perhatian penonton, saat Tim Baket Babel berlaga melawan Tim Basket Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), pada Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) IX Sumatra 2015, Selasa (17/11) di GOR Sahabudin, Provinsi Babel.

Tri Vena, merupakan kapten Tim Basket dari Babel. Tampil dikandang sendiri dia terlihat profesional dalam mengawal timnya, meski harus menyerah dari Tim Sumbar pada pertandingan tersebut.

Namun bagi dara 19 tahun ini, dalam pertandingan ada kalah ada menang, untuk itu, ia menerima dengan lapang dada kekalahan timnya, yang menurutnya memang kurang persiapan dalam mengikuti ajang Porwil kali ini.

“Menang dan kalah adalah hasil pertandingan. Apapun hasilnya yang kita cari hanyalah persatuan,” kata Vena, kepada harian ini, usai pertandingan.

Wanita cantik, kelahiran Pangkalpinang, 8 Mei 1996 ini, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah menyukai bola basket, meski sempat menjadi atlet renang dan atletik, akhirnya basket menjadi pilihannya untuk meneruskan karirnya di dunia olahraga.

Memiliki tubuh yang tinggi, rambut hitam nan panjang, kulit putih, menjadi daya tarik tersendiri dari atlet berbakat yang dimiliki provinsi kaya timah ini.

Maka tak heran, tawaran dari klub lain yang ingin menggunakan jasanya berdatangan. Mulai ditawarin untuk jadi pemain Tim Bola Basket Putri Papua, sampai salah satu klub di liga Profesioal NBA, ikut kepincut dengan bakat anak dari pasangan Gract Lie (Ibu) dan Yusuf Lie (ayah).

“Pernah ditawarin untuk main NBA, cuma karena kuliah dan sibuk Porwil, saya tidak terima dulu,” ungkapnya.

Tak cuma itu, dia mengakui pernah ditawar untuk jadi atlet basket di Papua, namun karena kecintaannya terhadap tanah kelahiran Pangkalpinang ditambah Papua dirasakan jauh, lagi-lagi tawaran tersebut ditolaknya.

Menurut wanita yang kini sedang menampuh pendidikan strata satunya di Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta ini, para atlet Basket Babel, punya potensi untuk dikembangkan. Kata dia, menjamurnya lapangan basket, menjadi bukti betapa olahraga yang satu ini disukai masyarakat Babel.

Untuk itu, dia berharap KONI dan Pemerintah, lebih memperhatikan olahraga Basket ini, hingga bisa berprestasi dalam setiap kejuaraan.

“Pemerintah, terutama KONI, tolong perhatikan atlet basket kita, ini saja (untuk Porwil,-red) hanya dua bulan persiapan, kita sudah meminta kepada mereka, tapi seperti dipandang sebelah mata,” ungkapnya.

“Seharusnya pemerintah yang kejar atlet ini malah atlet yang kejar pemerintah. Kami harus bertaya kapan sih latihan. Wajar saja kita kalah, karena persiapan kita kurang,” ungkapnya, mahasiswa semester empat, Fakultas Hukum ini.

Dia mencontohkan, atlet basket Aceh sudah dua tahun lalu mempersiapan diri untuk ajang Porwil ini. Bahkan kata dia, Aceh melakasakan persiapan di Bandung.

“Kalau mau maju, jangan pandang sebelah mata atlet kita, karena masyarakat Babel kalau saya lihat antusiasnya terhadap basket sangat luar biasa,” tukasnya.(to)

The post Demi Babel Tolak Papua appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment