Mahasiswa Asal Bangka Terkatung-katung


Jogjakarta (koranbabel.com) — Puluhan mahasiswa asal Pulau Bangka yang mendiami Asrama ISBA (Ikatan Pelajar Mahasiswa Bangka) Jogjakarta, diduga diusir dari asrama.

Pengusiran dilakukan lantaran seluruh gedung yang telah berumur 55 tahun tersebut hendak dibongkar untuk direnovasi.

Meski tujuan renovasi baik untuk asrama ke depan, namun sayangnya saat perbaikan itu, puluhan mahasiswa harus angkat kaki dari tempat tinggal sementara tersebut, sedangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel maupun kabupaten di Bangka sama sekali tidak memberikan kompensasi ataupun alternatif kepada mereka yang diusir.

Akibatnya, para anak didik dari beberapa kabupaten di Pulau Bangka harus terkatung-katung mencari tempat tinggal selama Isba direnovasi.

“Kami diusir dan terpaksa mengalah. Padahal kami tidak tahu harus kemana sementara tidak ada alternatif pilihan dari Pemerintah kita. Kami terkatung-katung dan mau tidak mau harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kosan dan kontrakan rumah,” ungkap Aqbal Haikal, mahasiswa dari Bangka Tengah.

Menurut mahasiswa Jurusan Ilmu Pembandingan Agama, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, pengusiran sudah dilakukan sejak awal September lalu.

Pengusiran merujuk pada surat resmi yang dilayangkaan Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bangka sejak 31 Agustus 2015.

“Kita diberikan surat untuk mengosongkan asrama, sementara tidak diberikan kompensasi apapun, terpaksa kami mengungsi dan mencari kosan,” jelasnya.

Aqbal mengakui tidak ada tindak lanjut dari Pemkab Bangka terkait pengusiran tersebut. Pemkab Bangka hanya ngotot untuk melakukan pengosongan terhadap Asrama.

Audiensi pun, kata Aqbal sudah pernah dilakukan, hanya saja Pemkab Bangka tetap tidak memberikan kompensasi apapun.

Tak hanya itu, ada isu yang merebak bahwa asrama Isba tersebut ke depan tidak boleh lagi diisi oleh mahasiswa selain dari Kabupaten Bangka, sehingga penolakan puluhan mahasiswa dari pengusiran cukup masuk akal.

Lanjut Aqbal, Mahasiswa yang bukan dari Kabupaten Bangka tidak ingin hal itu terjadi.  “Kita berharap agar ada perhatian kepada kami. Selain itu, jika sudah direnovasi kita ingin agar asrama ini tetap digunakan sebagaimana mestinya. Janganlah asrama ini cuma untuk mahasiswa dari Kabupaten Bangka saja, sedangkan kita mau dikemanakan,” harapnya.

Atas hal itu, tegas Aqbal, mereka akan mengadukan permasalahan ini kepada Wakil Gubernur Hidayat Arsani. Dia pun berharap agar Bapak Pembangunan tersebut dapat memberikan solusi atas masalah ini.

Sementara itu, Agam Primadi,  mahasiswa asal Bangka Selatan ini berharap tidak ada pembagian kuota jika ingin kembali tinggal di asrama, sebagaimana isu miring yang sudah beredar di telinga mahasiswa.

Ia menambahkan, dirinya mengajak seluruh mahasiswa yang melanjutkan studinya di Jogjakarta untuk ikut mengawasi proses renovasi asrama.

“Mari kita sama-sama mengawasi prosesnya, agar dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya,” tukas Agam.(to)

The post Mahasiswa Asal Bangka Terkatung-katung appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment