Pangkalpinang (koranbabel.com) — Persoalan yang menimpa mahasiswa asal Pulau Bangka yang mendiami Asrama ISBA (Ikatan Pelajar Mahasiswa Bangka) Yogyakarta, mendapat tanggapan gubernur Kepulauan Babel, Rustam Effendi. Gubernur berharap agar permasalahan itu segera diselesaikan.
Terkait kepemilikan asrama, menurut orang nomor satu di Kepulauan Babel ini, hendaknya dibicarakan dengan duduk satu meja. Gubernur menyatakan mendukung mahasiswa, termasuk jika Asrama diambil alih oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel, “Pada prinsipnya kita mendukung itu. Bukankah itu untuk kebaikan mahasiswa kita,” tegas Rustam, kepada sejumlah wartawan, Selasa (27/10) kemarin.
“Ini harus dikoordinasikan dulu dengan Pemkab Bangka. Kita perlu melihat apa masalah dan kendalanya. Yang jelas untuk kebaikan mahasiswa kita akan mendukung,” jelasnya.
Gubernur pun berjanji akan memberikan masukan dan mencarikan solusi terhadap masalah ini, “Kita akan berikan masukan dan mencarikan solusi untuk mahasiswa,” tutupnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Babel Dapil Kabupaten Bangka, Dolar bersuara terkait masalah Asrama itu. Dolar menyampaikan, agar Bupati Bangka dapat terbuka demi kepentingan bersama, dengan menyerahkan aset Asrama ISBA ke Pemerintah Provinsi Babel.
“Karena Bangka Belitung ini menjadi provinsi, kita berharap Bupati Bangka legowo menyerahkan aset itu ke provinsi. Karena, saat ini mahasiswa yang ada di sana bukan hanya dari Kabupaten Bangka. Kita hanya berharap, tidak ada pengkotakan lagi, kita ini satu, Provinsi Bangka Belitung, bukan hanya Bangka saja,” ujar Dolar kepada wartawan, di gedung DPRD Babel, baru-baru ini.
Jika aset asrama ISBA Yogyakarta tersebut diserahkan ke pemerintah provinsi, tentunya kata Dolar, kewenangan dan anggaran yang digunakan untuk asrama itu menjadi lebih luas. Sehingga aset itu dapat terpelihara dan dapat ditingkatkan lagi, “Kalau aset ini diserahkan ke provinsi, inshaa Allah lebih baik. Mungkin kedepan bisa ditingkatkan. Dan jika itu sudah milik provinsi, pastinya tidak ada lagi batas-batas yang terjadi di lapangan. Dan seharusnya ini tidak terjadi di lapangan. Kita berharap persoalan ini segera tuntas,” harapnya.
Pendapat Dolar ini senada dengan saran Ibrahim, pengamat politik lokal di Babel seperti diberitakan kemarin. Ibrahim menyarankan tiga opsi kepada Pemkab Bangka untuk menyelesaikan persoalan asrama ISBA Jogja. Yakni, dengan menyerahkan ISBA Jogja kepada Pemprov Babel. Atau setidaknya ada nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) Pemprov Babel dengan kabupaten/kota di Pulau Bangka.
“Solusinya, pertama Pemkab Bangka menyerahkan aset Asrama ISBA ke Pemprov dan Pemprov kemudian menatanya menjadi aset yang dikelola secara adil untuk semua kabupaten. Opsi kedua, ada MOU antar Pemkab/Pemkot, termasuk Pemprov untuk menjadikan Asrama ISBA tetap sebagai aset Pemkab, namun kabupetan/kota lain harus memberikan dukungan sarana dan dana pendampingan,” kata tokoh Pemerhati Pendidikan sekaligus alumni mahasiswa Jogja itu.
Namun jika tidak ada pilihan terhadap kedua opsi itu, Ibrahim menyarankan opsi terakhir, yakni biarlah aset itu menjadi milik Pemkab Bangka dan kabupaten/kota lain kemudian memfasilitasi mahasiswa masing-masing dengan asrama baru.
Hanya saja, kata dia, opsi ini dikhawatirkan dapat memecah belah mahasiswa dari berbagai kabupaten. Sehingga ini adalah pilihan yang terakhir jika tidak bisa ditemukan solusinya, “Secara pribadi saya menyarankan agar opsi pertama. Biarlah Pemprov Babel memegang kendali terhadap asrama dengan segala aturannya. Atau opsi kedua yang menjadi pilihan,” ujarnya.
Dosen FISIP UBB ini menilai, pemerintah daerah harus segera mengambil langkah untuk meredam dan menyelesaikan masalah tersebut. Ia yang merupakan putra Babel dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, menyayangkan persoalan ini mencuat serta lambat diselesaikan.
Menurutnya, telah terjadi komunikasi yang terputus antara mahasiswa dan Pemkab Bangka. Setidaknya, karena persoalan ini tidak diperhatikan secara serius. Karenanya, ia menyarankan beberapa opsi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Ibrahim menjelaskan, secara fungsional ISBA diniatkan untuk menjadi wadah perekat para mahasiswa asal Pulau Bangka yang ada di Jogja. Meski tidak semua mahasiswa yang jumlahnya ribuan akan ditampung di asrama, tetapi asrama ISBA adalah sebagai sarana perekat silaturahmi. Secara yudiris administratif menurutnya, dulu Asrama ISBA adalah aset Pemkab Bangka. Sebab dulu hanya ada Bangka, Belitung, dan Pangkalpinang. Lalu secara psikologis, Pangkalpinang adalah bagian dari ISBA Bangka dan karenanya tidak ada pengkotak-kotakkan. Sementara Belitung saat itu masih cenderung dianggap terpisah lantaran belum menjadi satu provinsi.
“Nah, ketika menjadi pemekaran membagi Kabupaten Bangka dalam 4 kabupaten dimana Bangka tercatat sebagai kabupaten senior. Tetapi saat itu, tidak ada pembicaraan soal aset demikian, begitu juga ketika sudah berbicara di level provinsional. Nah, menurut saya ada komunikasi yang terputus, sekurang-kurangnya tidak diperhatikan secara serius. Idealnya, ketika provinsi terbentuk, ada pembicaraan intens soal ISBA Jogja. Ini menurut saya soal psikologis, bahwa ada mahasiswa luar Kabupaten Bangka yang merasa sebagai orang luar, sementara mahasiswa asal kabupaten ini sendiri tidak terakomodir. Kerangka berpikir anak-anak kita kemudian menjadi sangat administratif, bukan kolektif. Ini tidak salah. Yang diperlukan adalah komunikasi elitis untuk menjembatani hal ini,” paparnya.
Selain itu, Ibrahim menegaskan ruh dari Asrama ISBA adalah kolektivitas semangat ke-Bangka-an mahasiswa asal Pulau Bangka. Sehingga sebaiknya jangan disekat oleh batas-batas administratif yang akan merontokkan sendi-sendi kebersamaan.
Pahami Dulu Masalahnya
Namun, atas statement itu, Bupati Bangka Tarmizi Saat angkat bicara. Ia mengatakan, soal kepemilikan asrama Isba Jogjakarta bukan masalah besar karena yang jadi masalah itu pengaturannya. Bupati menegaskan tidak ada pengkotak-kotakkan mahasiswa disana. Bupati menilai anggota dewan provinsi yang berkomentar seperti orang buta memegang gajah.
“Pahami dulu masalahnya, bila perlu panggil Bupatinya untuk menjelaskan. Maksudnya asrama itu perlu direhab karena sudah lama tidak direhab. Kedua para penghuni selama ini tidak kuliah disitu, kemudian banyak hal-hal negatiflah, minuman keras, narkoba dan segala macem,” ujar Bupati.
Sebagai pemilik asset, tambah Bupati, Pemkab Bangka berkewajiban merehab asrama Isba dan menata kembali, “Tidak ada pengkotak-kotakkan, semuanya boleh tinggal disitu, asal ikuti aturan yang ada dan kuliah benar-benar, menjaga nama baik Babel,” tukasnya.
Masalah asset ini, harus dikonsultasikan ke dewan dulu dan harus menanyakan ke senior baik senior yang di Jogjakarta yang tahu sejarahnya serta senior dan sesepuh yang ada di Bangka, “Tidak bisa kami langsung menyerahkan saja. Saya prinsipnya setuju, permasalahan sudah clear itu. Kita rehab dulu,” pungkasnya. (to)
The post Gubernur Ingin Persoalan Asrama ISBA Jogja Cepat Kelar appeared first on KORAN BABEL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon