Makan di Atas Kapal dan Boeing 737 400


Jakarta (koranbabel.com) — Kini makan tidak sekedar menyantap untuk memenuhi nutrisi tubuh. Makan kini sudah menjadi life style, perayaan cita rasa dengan berbagai sensasi.

 

Di Pangkalpinang, ada restoran dengan sensasi makan  “serasa di Atas Kapal” di Restoran Aroma, Neptune Group, Pasir Padi Pangkalpinang. Pengunjung menikmati santapannya di atas restoran konfigurasi kapal dan persis berada di bibir Pantai Pasir Padi yang sejuk dengan semilirnya angin laut.

 

Aroma Laut Restaurant Neptune ini menyediakan makanan seafood & berbagai menu menarik khas Bangka lainnya. Lokasinya sangat strategis di pusat wisata pantai Kota Pangkalpinang dan interiornya terbuka, menyenangkan serta nyaman.

 

Menurut survey wisata pengunjung Aroma Laut Restaurant memberi nilai sangat luar biasa dan sangat bagus pada restoran ini. Tentu saja berselfie ria menjadi ritual sambil menunggu pesanan yang disajikan tidak lebih dari 20 menit dari pemesanan.

 

Kalau di Pangkalpinang makan di atas kapal, sejak Juli 2015, di Kawasan Ancol, Jakarta Utara,  Restoran Rumah Kayu menawarkan sensasi bersantap di atmosfer istimewa, seperti di kabin pesawat  Boeing 737-400. Yang selalu heboh tentu saja ”penumpang resto Boeing” tersebut asyik berselfie ria sambil menunggu hidangan disajikan.

Boeing 737 400 itu memang tidak sedang mengudara. Pesawat  asli itu oleh inovator resto Rumah Kayu memang dipasang dan menetap di darat serta disulap menjadi rumah makan.

Di Restoran Taman Santap Rumah Kayu itu, pesawat berkapasitas 162 penumpang tersebut diparkir di tepi pantai Ancol dan menjadi tempat makan berisi 16 meja dengan 64 kursi.

Rata-rata pengunjung tertarik mendatangi resto pesawat ini sesudah melihat posting teman-temannya di media sosial seperti Instragram. ”Saya baru pertama kali ke sini. Awalnya lihat teman-teman lain posting foto (tempat ini) di Instagram, jadi penasaran. Kayaknya seru berada dalam pesawat sambil makan,” ucap Wenny salah satu pengungjung kepada kompastravel.

Pesawat Orisinal

Rumah makan ini memang berada di dalam sebuah pesawat bekas yang tidak terpakai lagi. Interior pesawat itu sebagian besar masih orisinal. Pemiliknya mengklaim sekitar 70 persen interior restoran adalah bagian dari pesawat asli.

Sebanyak 16 meja dengan masing-masing empat kursi berada di dalam kabin pesawat ini. Kursi-kursinya juga kursi asli pesawat yang dimodifikasi dengan tambahan kaki-kaki dan roda.

Tombol pemanggil yang biasa digunakan untuk memanggil pramugari masih berfungsi. Tombol itu digunakan untuk memanggil pelayan yang tampak sibuk melayani satu per satu pengunjung.

Tercatat,  Ling Ling Wijaya (50)  merayakan ulang tahun emasnya di rumah makan ini. Rasa penasarannya terpuaskan.

”Pengen tahu saja makan di restoran dalam pesawat itu seperti apa. Soalnya saya belum pernah makan di tempat seperti ini. Makanya, ngerayain ulang tahun di sini,” ucapnya. Hari itu, Ling Ling mengundang sekitar 30 rekannya.

Selain berfoto di meja masing-masing, bagian kokpit juga jadi daya tarik utama. Topi pilot yang disediakan menjadi aksesori utama. Bagian kokpit itu masih utuh, lengkap dengan kursi pilot dan kopilot serta tuas-tuas kendali.

Meski demikian, sebagian besar instrumen sudah dilepas. Bagian ekor pesawat juga tetap difungsikan sebagai tempat transit makanan sebelum disajikan.

Manajer Pemasaran Rumah Kayu Fendy Kurniawan menuturkan, rumah makan yang dibuka untuk umum sejak Juli 2015 ini bisa jadi restoran dengan konsep pesawat asli yang pertama di Jakarta.

”Intinya, kami ingin menawarkan tempat makan yang berbeda dan baru,” kata Fendy.

Menu di restoran ini beraneka ragam. Salah satu menu andalan adalah Ayam Bakar Kampung Rumah Kayu. Ayam bakar dengan bumbu kecap ini terasa gurih dan empuk. Selain itu, ada Udang Tiger Saus Dabu-Dabu dan Ikan Gurame Saus Mangga.

Untuk datang ke tempat ini pengunjung sebaiknya memesan tempat terlebih dahulu, mengingat jumlah kursi yang terbatas.

”Apalagi untuk akhir pekan. Saat ini saja untuk mendapat tempat saat weekend harus menunggu hingga dua minggu. Itu kalau tak ada yang membatalkan (pesanan),” kata anggota staf pemasaran Rumah Kayu Ancol, Ricardo Siregar.

Pengunjung juga disarankan minimal berempat atau kelipatannya. Sebab, ujar Ricardo, pengunjung diarahkan untuk memesan satu meja berkapasitas empat orang.

Dari konsep itu, ditawarkan empat paket menu dengan harga sekitar Rp 600.000 per paket. ”Untuk keluarga, menurut kami harga itu masih terjangkau,” kata Ricardo.

Taman Santap Rumah Kayu dibangun bersama oleh keluarga Susanto Wijaya dengan manajemen Sriwijaya Air. Pesawat Boeing 737-400 itu pun didatangkan langsung dari Bandara Soekarno-Hatta setelah habis masa pakainya. (bbs/kompastravel/ags)

The post Makan di Atas Kapal dan Boeing 737 400 appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment