Koba (koranbabel.com) — Warga Desa Kurau Barat dan Kurau Timur, Bangka Tengah “terperanjat”, setelah mengetahui pulau Ketawai ternyata sudah ‘digadai’ oleh Bupati Bangka Tengah (Bateng) yang saat itu dijabat oleh Erzaldi Rosman ke PT. Ketawai Indah Resort. Hal ini diperkuat dengan keluarnya perjanjian kontrak nomor: 593.1/1566/DPPKAD/2015 dan nomor 001/PS.VI/SO-BGK/2015 tentang sewa tanah diatas pulau Ketawai untuk kegiatan pengembangan pembangunan pariwisata.
Tokoh masyarakat Kurau, Bacok mengaku selama ini hanya mendengar isu bahwa Erzaldi menggadaikan pulau Ketawai ke investor. Ternyata, setelah membaca selebaran berbentuk tabloid, masyarakat melihat dengan jelas kontrak sewa dengan tempo waktu puluhan tahun tersebut.
“Ternyata selama ini pulau Ketawai sudah digadai benar oleh Bupati Bateng, Erzaldi Rosman,” katanya kepada KORAN BABEL setelah melihat ada kontrak disalah satu tabloid yang beredar di masyarakat, Senin (26/10).
Bacok mengira selama ini hal itu hanya isu miring mengenai Erzaldi, “Selama ini, kami warga Kurau tidak pernah tahu. Apalagi sosialisasi kalau pulau itu sudah digadai puluhan tahun, lalu bisa diperpanjang puluhan tahun lagi,” kata Bacok.
Bacok menyayangkan sikap Erzaldi, yang dinilainya selama ini sudah membohongi rakyat Kurau, “Turun ke desa Kurau, menjanjikan bahwa desa Kurau jadi desa destinasi wisata pulau dengan menjadikan desa kuliner. Faktanya, desa kuliner tidak tercapai, justru yang nampak sekarang pulau Ketawai digadai oleh investor tidak jelas,” katanya.
Selaku tokoh masyarakat, Bacok siap merebut kembali hak warga Kurau atas pulau Ketawai tersebut. Karena selama ini, dalam pembuatan izin kepariwisataan ataupun izin AMDAL lainnya tidak disosialisasikan ke masyarakat.
“Pulau ketawai itu punya rakyat Bateng, bukan punya Erzaldi pribadi. Enak saja main gadai, semau perut ngatur Bateng ini. Terus kami ini ia anggap apa, kotoran kah atau sampah?,” tandasnya.
Bacok sendiri akan menentang semua kegiatan berbau zina dalam pengembangan wisata, “Kelurahan Dul dan sekitarnya di kecamatan Pangkalan Baru, silakan ia keluarkan izin salon esek-esek kemudian tempat orang mabuk-mabuk. Tapi, kalau di Kurau yang notabenenya penduduk agamis, kami akan tolak keras,” ungkapnya.
Selain itu, warga Kurau yang biasa berteduh di pulau Ketawai saat musim angin kencang, terancam tidak bisa berlabuh lagi, “Pulau itu sudah digadai, tidak mungkin kita nelayan bisa leluasa lagi berteduh kalau ada badai saat cari ikan di laut,” katanya.
Ia berharap masyarakat Bateng mendukung gerakan masyarakat Kurau selamatkan pulau Ketawai. Selama ini, Ketawai merupakan pulau penunjang perekonomian nelayan Kurau secara keseluruhan, “Kalau musim kelapa, disana kami bisa ambil kelapa, kemudian dijual ke pengumpul. Semua wargapun bebas ambil kelapa tersebut,” ungkapnya.
Selain kekayaan alamnya, para nelayan setiap hari Sabtu dan Minggu juga dapat mencari penghasilan tambahan, dengan menyewakan perahu nelayan saat wisatawan ingin berkunjung ke pulau tersebut.
“Kalau sekarang pihak investor itu memperbolehkan satu hingga tiga kapal saja bersandar menghantar ke pulau Ketawai. Semuanya sudah diatur mereka. Sementara, kami hanya jadi penonton. Sudah terasa benar, bahwa kami dianggap sampah oleh pengusaha dan kebijakan pemimpin yang zolim,” pungkasnya.
Sementara, Erzaldi hingga malam tadi saat dihubungi KORAN BABAEL melalui nomor ponselnya, terdengar nada tidak aktif. Saat di SMS juga demikian, tidak ada tanggapan. (ron)
The post Pulau Ketawai Digadai appeared first on KORAN BABEL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon