BGR Jerman Rambah Potensi Timah Babel


Pangkalpinang (koranbabel.com) – Pemerintah Jerman melalui Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe (BGR) atau Lembaga Pemerintah Federal Jerman untuk Geosciences dan Sumber Daya Alam, bersama Universitas bangka Belitung (UBB) menggelar Kickoff Meeting, Rabu (7/10) dan Kamis (8/10) di Hotel Santhika bertema “Proyek Keberlanjutan dan Kelestarian Pertambangan Timah di Bangka dan Belitung”. Setelah mengadakan workshop selama dua hari berturut-turut selanjutnya BGR akan melakukan studi konseptual yang akan digunakan untuk perencanaan penambangan timah di masa depan.

Perwakilan BGR, Jurgen Vastern menuturkan bahwa BGR merupakan institusi Jerman yang bertugas untuk memberikan nasehat kepada pemerintahan Jerman dibidang Geo Sains dan sumber daya mineral. Setidaknya BGR terbagi menjadi dua departemen yakni departeman kerja sama Internasional dan departemen riset. Kedatangan BGR di Bangka Belitung turut dihadiri kedua departemen, diikuti Mr. Kemer selaku Perwakilan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.

Mr. Kemer mengungkapkan bahwa keberlanjutan pernambangan timah di Bangka Bangka Belitung sangat berarti untuk Jerman, “Kami sangat bergantung pada pasokan timah, mesin-mesin kelas dunia juga mobil Jerman mendapatkan pasokan timah dari indonesia. jerman adalah konsumen keempat terbesar di dunia dan 25 persen timah datang dari indonesia karena itu merupakan kepentingan kami jika supply berkelanjutan bagi pasar kami. Disinilah BGR berperan sebagai institute mineral sience dan sumber daya mineral. BGR menjadi penasehat kami masalah sumber daya mineral dan luar negeri,” ungkapnya.

Sementara, perwakilan BGR Jurgen Vastern mengatakan terdapat empat bidang misi yang diusung BGR di negeri Serumpun Sebalai ini yakni meliputi teknologi pertambangan, reklamasi lahan bekas penambangan timah, pengembangan penambang skala kecil (penambang rakyat), dan pemasaran timah.

“BGR beroperasi di 50 negara di seluruh dunia, tujuan kami di sini lebih terkait dengan riset penting untuk membangkitkan seluruh pasokan timah. (Riset) meliputi proses penggalian timah, peleburan timah, hingga pemasaran timah,” ungkap Jurgen Vastern.

Berdasarkan pengamatam BGR, secara teknis penambangan timah masih menggunakan teknologi di abad 20-an sehingga belum tampak kemajuan teknologi, salah satunya untuk dikembangkan di lahan pertambangan lepas laut.

“Misalnya teknologi cuma pantas untuk kedalaman hingga 55 meter. Sebagian besar dari cadangan timah ada di bagian lebih dalam, kami cari ide untuk mengembangkan teknologi untuk masa depan dengan sejalannya konseptual. Kami juga melihat di darat masih banyak lahan bekas penambangan yang belum reklamasi di darat maupun di lepas pantai. Pasca reklamasi pun (lahan bekas penambangan) tidak berfungsi dengan baik karena tingkat keasaman tanah, sehingga belum menemukan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam. Kami (BGR Jerman) ada ahli tanah akan dibawa ke sini (Bangka Belitung) untuk membantu visual reklamasi,” urainya.

Bagi BGR, ide penambang skala kecil (penambang rakyat) merupakan ide yang menarik, namun perlu dikelola karena situasi penambang rakyat dinilai masih dilakukan secara sembarangan. Hal ini karena selain timah terdapat produk sampingan kekayaan tanah jarang yang mengandung monazit, xenotim, dan anatas.

“Selain itu kami juga mau membantu mencari pasaran untuk produk sampingan (tanah jarang) dan butuh input dari Indonesia untuk konsensus (sebuah kesepakatan) membuat kegiatan tertentu,” tambahnya. (dhi)

 

The post BGR Jerman Rambah Potensi Timah Babel appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment