Titik Rawan Illegal Fishing, TNI AL Perkuat Pengawasan di Natuna


Pontianak,koranbabel — Laut Cina Selatan yang berdekatan dengan Perairan Natuna menjadi salah satu titik paling rawan aksi penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing). Selain itu, persoalan klaim sepihak Republik Rakyat Tiongkok terkait wilayah Laut Cina Selatan yang berpotensi konflik menjadi masalah utama lain.

Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Dan Lantamal) Laksamana Pertama TNI Heru Santoso mengatakan penguatan wilayah Natuna menjadi fokus TNI. Hal ini menurutnya sudah menjadi rencana strategi TNI.

“Bahwasanya pertimbangan dari Renstra terkait Laut Cina Selatan, akhir-akhir ini  klaim Cina. Hal ini akan berdampak kepada Indonesia sendiri. TNI khususnya, akan mengantisipasi Natuna dengan perkuat Angkatan Lautnya termasuk penguatan Angkatan Udara dengan pangkalannya,” ujar Heru di Pelabuhan Sungai Rengas, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (19/10/2015).

Dia menyebut salah satu penguatan armada di Pontianak karena masuk garis pendukung yang berdekatan dengan Perairan Natuna. Misalnya, penguatan lapangan udara Supadio Pontianak. Untuk memperkuat pengawasan, TNI AL harus bersinergi dengan TNI AU.

“Tingkatkan pengawasan dengan TNI AU. Dengan pengawasan udara, TNI AL bisa perketat  persiapan patroli di daerah rawan ancaman. Kita perkuat, dengan bikin dermaganya yang mampu angkut empat kapal perang. Landasan kita juga perkuat. Itu seperti di Supadio diperkuat,” tuturnya.

Menurutnya, aksi illegal fishing di Laut Cina Selatan yang berdekatan Perairan Natuna memang menjadi titik rawan. Selain TNI AU, pihak TNI AL juga berkoordinasi dengan instansi lain seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Polisi Air Polda Kalimantan Barat.

“Semua unsur harus mengutamakan daerah yang menjadi titik rawan. Untuk perkuat pengawasan illegal fishing, kita tetap harus berseinergi dengan instansi lain,” paparnya.

Sejauh ini, dia menambahkan, TNI AU juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri bila ada pelanggaran yang dilakukan negara lain seperti Tiongkok. Bila memasuki perairan wilayah Indonesia namun tak melakukan aksi illegal fishing maka akan dilayangkan protes.

“Pertama kita protes, kalau ada pelanggaran masuk ya kita buat nota protes ke negara asalnya, karena ini wilayah kita. Kita punya dasar peta, ini kan peta kita,” tutur Jenderal bintang satu itu.
(dtk)

The post Titik Rawan Illegal Fishing, TNI AL Perkuat Pengawasan di Natuna appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment