Patriotisme Pers Cegah Terorisme


Pangkalpinang (koranbabel.com) – Media massa, terutama di Kepulauan Bangka Belitung sebagai salah satu kekuatan sosial yang sangat menentukan arah kehidupan negara maupun kehidupan sosial kemasyarakatan di daerah perlu terus mempertahankan independensinya sehingga institusi sosial penyalur aspirasi hati nurani publik itu bisa menyajikan kegiatan pemberitaan secara adil dan bertanggung jawab.

“Secara teknis, rekan-rekan awak media massa lokal perlu terus mengkampanyekan sosialisasi tentang perlunya upaya pencegahan terorisme melalui pemberitaan yang humanis dan memperhatikan budaya dan kearifan lokal, khususnya dari Bangka Belitung,” demikian salah satu butir Rekomendasi Hasil Dialog Pencegahan Terorisme “Partisipasi Media Massa dalam Mewujudkan Kedamaian Masyarakat di Babel, Rabu (30/9-2015) dan Kamis (1/10-2015).

Rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua FKPT Bangka Belitung, Nardi Pratomo SE dan Sekretaris FKPT Babel Riswardi M.Pd itu juga mencatat rekomendasi perlunya idealisme yang kuat dalam diri masyarakat, terutama kalangan pemuda dan pelajar agar idealisme negatif seperti radikalisme dan terorisme tidak masuk ke dalam jiwa dan pikiran mereka. Karena itu, usaha untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan, terutama melalui lembaga-lembaga yang berwenang perlu terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.

“Upaya pencegahan terorisme telah memiliki landasan hukum yang memadai yang dapat dijadikan referensi hukum para pihak, yakni Perpres Nomor 46 Tahun 2010 tentang BNPT sebagaimana diubah dengan Perpres Nomor 12 tahun 2012, yang secara jelas dan tegas mengatur pendanaan, sumber daya manusia, dan strategi pencegahan terorisme. Kehadiran FKPT sebagai perpanjangan tangan BNPT di daerah perlu didukung pemerintah daerah, baik program, pendanaan, dan SDM,” kata Riswardi.

Direkomendasikan pula perlunya dilakukan bentuk-bentuk kerja sama kemitraan kolaboratif antara BNPT, FKPT, Pemda, dan kalangan media massa berupa: (a) MOU kemitraan dalam usaha pencegahan terorisme di daerah; (b) sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme melalui pemberitaan media massa lokal; dan (c) pemberian reward bagi media massa yang mampu melakukan usaha pencegahan terorisme secara nyata di daerah.

Sebelum menetapkan rekomendasi empat narasumber dihadirkan masing-masing Dr Hj Andi Intang Dulung MHi, Kasubdin Penangkalan Badan Penanggulangan Terorisme RI, Dr Ibrahim dari UBB, Drs Hanafi dari Kominfo serta Agus Ismunarno, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi KORAN BABEL.

 

Andi memaparkan peranan BNPT yang berbeda dengan Densus 88. “Pendekatan BNPT bukan dengan kekerasan namun dengan kelembutan. BNPT mengajak seluruh elemen bangsa, juga di daerah untuk terus menciptakan perdamaian dan mencegah serta menanggulangi radikalisme dan terorisme di mana pun itu. Peran BNPT sangat terbantu manakala media massa memosisikan diri sebagai mitra dalam pencegahan terorisme,” tegas Andi.

 

Sedang Ibrahim berharap agar media massa tidak saja memosisikan semata-mata hanya sebagai cermin masyarakat. “Media massa diharapkan memiliki kearifan dalam mengemas berita dan fakta di lapangan dengan sebuah idealisme yang tinggi demi keutuhan bangsa tanpa kehilangan independensinya,” harap Ibrahim.

 

Hanafi berharap media massa sebagai mitra Dinas Kominfo mampu melakukan peliputan dan pemberitaan yang benar-benar mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat Babel. “Kearifan media massa dalam pencerdasan bangsa serta membangun semangat nasionalisme, niscaya radikalisme dan terorisme akan menjauhi Babel,” ungkap Hanafi.

 

Sementara Agus Ismunarno berkesimpulan mencegah dan memberantas terorisme itu seperti mengobati kanker; tidak hanya menghancurkan yang kelihatan, namun yang lebih penting adalah menghancurkan sel-sel kanker yang tak kelihatan namun hidup dan menggerogoti bangsa ini.

 

“Patriotisme pers Indonesia menjadi solusi bagi pemberitaan yang sehat. Selain UU Pers, Kode Etik Jurnalistik, Pedoman Peliputan Terorisme perlu disosialisasikan ke seluruh awak media sehingga tidak tergelincir dalam glorifikasi teroris serta memberikan atribusi, gambaran atau stigma yang tidak relevan misalnya menyebut agama yang dianut dan etnis yang pelaku. Terorisme itu tidak beragama dan tidak berkebangsaan,” kata Agus Ismunarno.(ags)

The post Patriotisme Pers Cegah Terorisme appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment