Pangkalpinag (koranbabel.com) — Kadin Indonesia menilai Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi besar di sektor maritim. Secara geografis Babel berpotensi menjadi pelabuhan transit yang dapat diperhitungkan baik lokal maupun internasional dengan luas perairan mencapai 65.301 km persegi dan panjang garis pantai mencapai 1.200 kilometer persegi.
“Sektor kelautan dan perikanan dapat berkontribusi lebih optimal bagi perekonomian Provinsi Bangka Belitung. Potensinya bisa mencapai 500.000 ton per tahun dengan perkiraan nilai ekonomis Rp 2,5 triliun. Tentunya potensi investasi yang cukup besar juga ada untuk budidaya ikan air tawar, payau, dan rumput laut” tandas Ketua Komite Tetap Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif KADIN Indonesia, Safari Azis mewakili Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P Roeslani.
Penegasan itu disampaikan pada Seminar dan Klinik Bisnis yang diselenggarakan KADIN Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial bekerjasama dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementrian Perdagangan RI di Novotel, Kamis (1/10-2015) bertema “Pemberdayaan Usahawan dan Potensi Daerah untuk Meningkatkan Ekspor”
Acara ini dimaksudkan sebagai edukasi UMKM Bangka Belitung agar bisa menggali potensi daerah dan dapat melakukan ekspor sesuai persyaratan meliputi keahlian logistik, manajemen ekspor, pemasaran, keuangan, dan hukum perdagangan Internasional.
Pemerintah mengeluarkan Paket kebijakan September Jilid II berkaitan dengan deregulasi dan debirokratisasi yang bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi untuk masuk ke Indonesia. Berdasarkan data dalam segi kemudahan berbisnis, Indonesia belum kompetitif dan masih berada di peringkat 114.
“Posisi ini sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand di peringkat 26, Malaysia di peringkat 18, Singapura di peringkat 1, Filipina di peringkat 95 dan Vietnam di peringkat 78,” kata Safari.
Menyoroti kebijakan September Jilid II, kata Safari, selain membuat pro dan kontra kebijakan tersebut tak menyentuh pada persoalan jangka pendek, seperti pelemahan rupiah, terkurasnya cadangan devisa, dan harga saham yang berguguran dengan indeks harga saham gabungan. Dampak deregulasi dan debirokratisasi terhadap ekonomi tidak akan terasa dalam jangka waktu dekat namun dalam jangka menengah 1-2 tahun.
Reposisi Babel
Sementara Ketua Umum KADIN Kepulauan Bangka Belitung, Ir Thomas Jusman MM menyoroti pelambatan ekonomi Babel yang disebutnya “Sudah jatuh tertimpa tangga”.
Pelambatan ekonomi Babel tidak saja dipengaruhi faktor global dan nasional, namun juga akibat anjloknya harga timah dan turunnya ekspor timah.
Nilai ekspor bulan Agustus 2015, kata Thomas Jusman, hanya US$18,39 JUTA, menurun drastis hingga 82,18 dibanding ekspor bulan Juli 2015 yang US$103,19 juta. Hal ini disebabkan karena bulan Agustus 2015 hanya terdapat ekspor non timah sebesar 18,39 juta. Kosongnya ekspor timah disebabkan oleh Permendag No 33 Tahun 2015 yang mulai berlaku 1 Agustus 2015.
“Timah merupakan ekspor terbesar yaitu berperan 81, 90 persen dari total ekspor Babel dan 18,10 persen adalah ekspor non timah. Data-data penurunan drastis ekspor maupun perbandingan antara timah dan non timah menunjukkan indikator yang tidak sehat. Para pemangku kepentingan diharapkan segera rethinking, repositioning dan melakukan rebranding.
“Kenyataan pahit anjloknya nilai ekspor Agustus 2015 semakin membuktikan agar Babel segera menggali potensi-potensi lain yang bisa diorientasikan ke ekspor,” tandas Thomas Jusman.
Ia juga memberi apresiasi kepada KADIN Indonesia dan Departemen Perdagangan yang memberi perhatian pada UMKM Babel dengan klinik bisnisnya sehingga UMKM Babel bisa memberdayakan potensi daerah seperti hasil laut dari udang, ikan, budidaya rumput laut, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit serta ekonomi kreatif lainnya.
UMKM, kata Thomas Jusman, bisa menyerap lebih dari 90 persen dari angkatan kerja. “Sayang, pembiayaan ke UMKM dari perbankan baru 20 persen atau Rp 640 pada tahun 2014. Kita berharap ada solusi terobosan agar pemerintah dan perbankan meningkatkan porsi pembiayaan ke UMKM yang terbukti unggul dalam penyerapan tenaga kerja dan tahan banting terhadap pelemahan ekonomi,” kata Thomas Jusman.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung, HM. Yuliswan SE mengatakan akan memberi stimulus kepada UMKM berupa peminjaman modal kerja berbunga ringan dan alat bantu (peralatan). Sedangkan berkompetisi menghadapi MEA pihaknya siap memfasilitasi dengan pendampingan untuk meningkatkan added value produk-produk ekspor.
“Salah satunya adalah sertifikasi halal. Sementara ini Babel masih mengurus ke Palembang dengan biaya Rp 2,5 juta per sertifikat. Dengan pengurusah di Babel diharapkan biaya sertifikasi bisa ditekan,” kata Yuliswan.
Yuliswan juga mengatakan ekspor timah Permendag No 33 Tahun 2015 sudah dimulai sekitar 5.000 ton. “Sekitar 3.000 Ton dari PT Timah Tbk, sisanya perusahaan swasta,” kata Yulisman. (dhi)
The post Maritim Bisa Sumbang Rp 2,5 T appeared first on KORAN BABEL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon