Dian Dibawa ‘Buaya Putih’


Koba (koranbabel.com) — Dian (13) warga Kelurahan Simpang Perlang, Kecamatan Koba, Sabtu (3/10) sekitar pukul 16.00 WIB dikabarkan  tenggelam di Kolong Ali, eks tambang PT Koba Tin, ketika sedang mandi bersama teman-temannya.

Peristiwa itu bermula ketiak Dian bersama dua rekannya, Melan (14) dan Koma (14) pergi mandi di kolong yang  berlokasi di kawasan Jongkong 12. Kolong tersebut saat ini sudah dijadikan sumber air oleh PDAM Bangka Tengah.

Usai mandi, Koma langsung naik ke darat dan berganti pakaian. Namun ia tidak melihat Dian dan Melan di sekitar tempat mereka mandi. Koma pun panik, berteriak dan minta tolong dengan warga yang kebetulan sedang mandi di sekitar lokasi.

Mendengar teriakan Koma, puluhan warga langsung mencari Melan dan Dian. Sayangnya, warga hanya mampu menolong Melan yang saat itu hampir tenggelam ke dasar kolong. Sementara, dian tidak ditemukan, lantaran diduga telah tenggelam ke dasar kolong yang memiliki kedalaman belasan meter.

Warga pun langsung menghubungi tim evakuasi yang terdiri dari polisi, Basarnas, dan BPBKesbangpol  Babel. Sekitar pukul 18.30 WIB, tim evakuasi tiba di lokasi. Dengan menggunakan perahu karet menyusuri sekitar kolong. Akan tetapi hingga Minggu (4/10), jasad Dian belum juga ditemukan.

Kasat Reskrim AKP Pebriandi Haloho seizin Kapolres Bateng, AKBP Roy Ardhya Candra ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut.

“Hingga saat ini korban belum kita temukan,” kata AKP Haloho kepada wartawan.

Berdasarkan keterangan para saksi, korban diduga tidak bisa berenang. Namun, sebelum tenggelam, korban sempat terlihat asyik mandi sambil berenang-renang hingga mengarah ke tengah kolong.

“Dari hasil olah TKP, kita menyimpulkan bahwa kejadian ini murni kecelakaan saat mandi di kolong,” imbuh AKP Haloho.

Sementara itu, Mas Nur (38),  warga sekitar, mengatakan di kolong tersebut terdapat buaya. baik itu buaya asli, hingga mitosnya buaya putih atau buaya jadi-jadian.

“Kabarnya yang membawa kabur anak teman saya itu buaya putih,” kata Mas nur

Saat disindir adanya pelaksanaan ritual di kolong saat pencarian Dian. Mas Nur menceritakan bahwa hingga 24 jam jasadnya tidak muncul-muncul ke permukaan.

“Biasanya kalau tenggelam, tak kurang dari 24 jam jasad itu timbul. Namun, sampai pukul 17.00 WIB dari pukul 17.00 WIB kemarin, jasadnya tidak timbul kepermukaan,” tutur Mas Nur.

Ritual merupakan salah satu upaya pencarian, masyarakat bersama keluarga supaya jasad Sian segera ditemukan. “Hidup matinya, harus kita temukan jasad itu,” imbuh Mas Nur.

Orangtua Dian, yakni Slamet (35) mengatakan anaknya terpaksa mandi di kolong karena sumur di rumah sudah kering.

“Memang biasanya dia mandi sama sepupunya dan temannya setiap hari, sejak tiga bulan belakang,” ungkap Slamet.

Dian merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Dia sedang duduk di kelas VII salah satu SMP di Koba.

“Anak saya penyayang sama keluarga, terutama keempat adiknya. Dia juga rutin bantu membereskan pekerjaan rumah setelah pulang sekolah,” tutur Slamet dengan nada sedih.

Slamet berharap agar tim evakuasi jangan menyerah mencari keberadaan jasad anaknya terebut. Baik dalam keadaan hidup, maupun meninggal dunia.

“Kalau ditemukan hidup, kamipun berucap syukur. Begitupun meninggal dunia, kami akan mengebumikannya secara agama Islam,” tukas Slamet.

Pantauan wartawan, tim evakuasi mencari jasad Dian menggunakan sarana dan prasarana lengkap. Baik itu dengan metode selam, hingga penggunaan kawat seling. Tim juga dibantu warga sekitar.(ron)

The post Dian Dibawa ‘Buaya Putih’ appeared first on KORAN BABEL.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment