Sungailiat (koranbabel.com) — Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H di Masjid Al Mu’Minun Kelurahan Kenanga, Sungailiat berlangsung sangat meriah.
Sehari sebelum peringatan tahun baru ini, para pemuda dan tokoh agama serta tokoh masyarakat setempat terlebih dahulu melakukan ziarah ke makam leluhur masyarakat Kenangan yang berada di Bukit “Inten” Kenanga.
Makam-makam ini diyakini warga sebagai makam leluhur dan cikal bakal lahirnya adat 1 Muharam yang hingga saat ini masih terus berlangsung di Kelurahan Kenanga.
Bahkan menurut Rustam yang merupakan generasi ketiga masyarakat Kenanga yang memprakarsai perayaan peringatan Tahun Baru Islam ini, mengatakan dalam acara satu Muharam ini dibagi menjadi dua yakni perayaan dan peringatan.
“Jika kita runut ke belakang 20 tahun lalu, perayaan itu mencapai 90 persen. Sedangkan peringatan 1 Muharramnya hanya 10 persen saja. Sehingga acara perayaan 1 Muharam bisa berlangsung tiga hari tiga malam, sedangkan peringatanya hanya beberapa menit saja,” ungkap Rustam.
Dikatakan Rustam, pihaknya berusaha membalik pola pikir masyarakat Kenanga mengenai paradigma arti 1 Muharam ini. Sehingga perayaan yang terkesan hanya hura-hura akan semakin berkurang dan peringatan lebih diutamakan.
“Atas kerjasama seluruh masyarakat Kenanga, Alhamdulillah upaya kami ini berhasil. Dimana perayaan 1 Muharam ini hanya tingga lima persen saja, dan itupun dibagi per RT, gak ada lagi di lapangan bola,” tutur Rustam.
Ditambahkan Rustam, bagi masyarakat asli Kenanga yang berada di luar daerah Bangka Belitung yang sedang memantau, dan selama tiga tahun berturut-turut tidak pulang dalam perayaan 1 Muharram, maka dicap sebagai warga yang durhaka.
“Ada istilah canda kami, bagi anak-anak asli Kenanga yang sedang dirantau dan tidak pulang dalam peringatan 1 Muharram ini kami cap sebagai anak durhaka,” kata Rustam.
Sementara itu Samsumin atau yang lebih akrab disapa Atok Gaul yang merupakan tokoh masyarakat Kenanga, mengatakan peringatan 1 Muharram ini merupakan jalinan tali silaturahmi baik bagi masyarakat Kenanga maupun bagi masyarakat sekitarnya.
“Harumnya silaturahmi ini seharum Bunga Kenanga, dan manisnya silaturahmi pada 1 Muharam ini semanis Bolu Kujo. Oleh karena itu sapa dan ramahnya dalam peringatan ini sangat erat,” ungkap Atok Gaul.
Dirinya berharap, peringatan Tahum Baru Islam ini tidak hanya diadakan di Desa Kenanga saja, hal ini dikarenakan merupakan syiar agama Islam.
“Dusun-dusun lain, desa-desa lain, kecamatan-kecamtan lain, juga seharusnya mengadakan acara peringatan 1 Muharram, karena 1 Muharram ini tidak hanya ada di Kenanga. Meskipun sudah masuk dalam agenda kegiatan di Provinsi Babel, tapi 1 Muharram ini merupakan tahun barunya umat Islam, dan Babel ini mayoritasnya Islam, tapi kok Kenangan lebih meriah dalam peringatan ini,” tutur Atok Gaul.
Pantauan wartawan di lokasi, ratusan masyarakat memadati pelataran Masjid Al Mu’minun dalam peringatan Tahun Baru Islam. Tampak hadir, Gubernur Babel, Kapolda Babel, Wakil Bupati Bangka, Kapolres Bangka. Puncak peringatan ini diisi cerama dari Ustadz Samsul Arifin Nababab.
Usai mendengarkan ceramah, seluruh tamu undangan dan masyarakat yang hadir dihidangkan dengan santapan khas 1 Muharram yakni Bolu Kujo dan makan bersama atau yang lebih dikenal dengan nganggung.(ian)
The post Manisnya Silaturahmi Semanis Bolo Kujo appeared first on KORAN BABEL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon