Jakarta,koranbabel — Hari ini bertepatan dengan peristiwa yang dikenal sebagai Gerakan 30 S/PKI. Ketua umum Partai Golkar kubu Ancol Agung Laksono, menilai peristiwa itu tidak perlu diperingati dengan permohonan maaf dari negara, tapi menegaskan perlawanan pada gerakan komunisme.
“Saya selaku ketua umum Partai Golkar versi Ancol tetap berpegang teguh sikap kita untuk menolak kehadiran PKI dan ajaran-ajaran komunisme. Jadi kalau ada gejala sifatnya membangun kembali (komunisme), saya tidak setuju,” ucap Agung Laksono di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli, Jakbar, Rabu (30/9/2015).
Agung menyoroti sempat mencuatnya simbol PKI dalam pawai 17 Agustus oleh siswa-siswa SMA. Meski hanya perayaan, namun simbol komunisme tidak dibenarkan dan sudah ditegaskan dalam putusan MPR menolak komunisme.
“Bagi saya komunisme merupakan ancaman, sama seperti ekstrim lain termasuk ekstrim kanan. Jadi saya kira harus jadi kesadaran kita, generasi sekarang yang mungkin tidak mengalami peristiwa tahun 65-66, ini harus tetap diwariskan semangatnya,” terang mantan ketua DPR itu.
“Apalagi 30 September. Aparat keamanan harus tegas kalau ada pawai-pawai bawa palu arit. Harus ditindak! jangan lengah,” tegasnya.
Agung menilai, sikap Presiden sudah tepat tidak meminta maaf kepada PKI sebagaimana diisukan. PKI menurutnya, sejarah kelam bangsa yang tidak perlu lagi hadir di negara Indonesia.
“Tindakan mereka itu melakukan kudeta, itu fakta. Saya hormati sikap pemerintah tak perlu ajukan maaf,” ucap mantan Menkokesra itu.
(detik.com)
The post Agung Laksono: Negara Harus Antisipasi Gerakan Komunisme! appeared first on KORAN BABEL.
ConversionConversion EmoticonEmoticon